Ini tugas sains di sekolah. Menggambar struktur tubuh ikan. Kubuat bersama Chika
Wilujeng Sumping ... Namaku Anindya Widya Desbriviyanti. Aku lahir di Bogor, 26 Desember 1997. Sekarang usiaku 9 tahun dan sekarang aku duduk di kelas 5 SD. Catatan tambahan: tahun ajaran baru 08/09, aku sudah kelas 6!
Selasa, Agustus 28, 2007
Kamis, Agustus 23, 2007
Kamis, Agustus 09, 2007
Pertumbuhan Kuman (Bakteri)
Pertumbuhan bakteri (kuman) mengikuti 4 fase, yaitu:
- Fase adaptasi - pada tahap ini, pertumbuhan kuman berlangsung lambat karena mereka masih dalam kondisi menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan pertumbuhannya
- Fase pertumbuhan cepat (logaritmik) - pada tahap ini, kumanbertambah dengan sangat cepat. Pertumbuhan populasi mengikuti pola logaritmik
- Fase pertumbuhan statis - pada tahap ini, kondisi lingkungan mulai tidak mendukung pertumbuhan mereka. Kandungan nutrisi semakin menurun, sementara timbunan komponen hasil metabolisme mereka , yang bersifat toksik bagi mereka, semakin meningkat. Pada tahap ini, kecepatan pertumbuhan = kecepatan kematian
- Fase kematian - pada tahap ini kondisi lingkungan tidak lagi mendukung pertumbuhan mereka. Kecepatan kematian lebih besar dari kecepatan pertumbuhan.
Diposting oleh ESY di 15.32
Label: Keamanan Pangan
Rabu, Agustus 08, 2007
Tua dan Muda
Hujan menodai cakrawala, membasahi rumput segar di tengah-tengah teriknya matahari merah, dan sinarnya yang biru. Mewarnai tangis pilu di tengah kegelapan malam yang mulai menjingga dan memudar. Maka, tak satupun yang bicara. Semua diam. Termasuk engkau. Dan di bawah sinar rembula, kau menangis merenungkan nasib tuamu.
Panas matahari membakar langit. Membawa bintang-bintang dari kegelapan malam. Cahaya mentari pagi serasa membakar tanah kosong. Di keramaian mall kota, dan sinar lampunya, yang bercahaya, kau hanya bisa terpaku. Maka tak ada yang diam. Semua bicara. Dan wajah lugumu itu, tidak berhati putih lagi, namun hitam ... bagai kegelapan malam.
Diposting oleh ESY di 13.55
Label: Ungkapan hati
Bagi Yaasin ...
Balok biru, disudut ruangan itu, bagaikan kobaran api yang akan memakan korban. Langit tanpa bintang, bagai petir yang menyambar. Dunia tak lagi indah. Yaasin... kusebut namamu, disetiap waktu dan cuacaku...
Nyawa-nyawa itu... tak terhitung, tak terhingga, dan peri-peri itu, telah mengorbankan sayap perak mereka, bagi bumi tercinta, hari, tak begitu baik pada orang yang telah merawatnya. Hanya waktu yang bisa bicara...
Diposting oleh ESY di 13.52
Label: Ungkapan hati
Cerpen 2
Qelsa dan Rhea, adalah dua orang sahabat. Mereka sangat akur satu sama lain. Rumah mereka bersebelahan. Mereka juga satu sekolah, dan satu kelas. Di kelas, mereka juga duduk sebangku.
Pada suatu hari,ketika Qelsa sedang bermain di rumah Rhea,ia melihat seekor kucing manis berbulu putih. Ia segera memberi tahu Rhea tentang hal ini. Tentu saja Rhea senang. Karena Rhea memang sangat menyukai kucing. Atas rundingan mereka berdua, kucing itu-pun di beri nama Mins.
Menjelang Magribh, Qelsa akan pulang. Tapi ia ingin membawa Mins ikut ke rumahnya. Ia kemudian minta izin pada Rhea untuk membawa Mins ikut-bersamanya. Mendengar hal ini, Rhea menjadi marah.
“Tidak bisa! Mins akan tinggal bersamaku!” kata Rhea.
”Tapi aku yang menemukannya!!” bantah Qelsa tak mau kalah.
”Tapi kau menemukannya di rumahku!!” elak Rhea.
Namun tiba-tiba, kak Wulan, kakak Rhea, datang. Ia kemudian memperbolehkan Qelsa membawa Mins, karena ia alergi pada kucing (katanya..!!).
Keesokan harinya di sekolah, Rhea dan Qelsa, tak kelihatan bersama. Qelsa membaca buku sendirian di perpustakaan. Sedangkan Rhea melukis di ruang seni, sendirian. Ini di akibatkan oleh Mins.
Tiba-tiba, Qelsa mencium bau asap. Ia segera memberitahu Rhea. ”Bohong, kamu!! Mana ada asap di sekolah kit....,a.....aaaa!!!” kata Rhea menjerit. Api sepertinya sudah memakan sekolah mereka.
”Rhe, ayo kita naik ke lantai 2!” ajak Qelsa. Tapi,baru sebentar di lantai 2, api sudah merambat kesana. ”Aaa..apa yang harus kita lakukan sekarang, Qel? tanya Rhea. ”Ayo,naik ke lantai 3!!” kata Qelsa. Namun lagi-lagi, api menyusul mereka. ”Naik ke meja!’’ kata Rhea. Tapi saat mereka naik, kaki meja sudah akan habis dimakan si jago merah tersebut.
Tiba-tiba,saat mereka memanjat naik ke meja tua itu, tiba-tiba Qelsa terpeleset. Hampir ia terjatuh. Syukur, Rhea meraih tangannya sebelum ia jatuh. ”Apapun yang terjadi, apapun yang kukatakan selama ini padamu, tolong maafkan aku..” bisik Qelsa. ’’Sekarang, lepaskan tanganku, dan biarkan aku jatuh ke kobaran api!” lanjutnya. ”Tidak! Bagaimanapun juga, kita tetap bersahabat...” isak Rhea.
Saat api sudah dipadamkan, tidak ada murid yang tak terselamatkan kecuali 2 orang, Qelsa dan Rhea.... Mereka telah tewas, oleh si jago merah itu. Saat pemakaman mereka, orang-orang memakamkan mereka bersebelahan. Karena, mungkin orang-orang tahu.., bahwa persahabatan mereka sangat kuat dan tak terpisahkan. (Oleh:Anindya WD.)
Selasa, Agustus 07, 2007
Cerpen 1
Lisa tidak menjawab. ’’Hei, benar-benar misterius!” pikirku. ”Kita mau ke...,” ”Ah... itu tidak penting, sahabatku... Mmm, kau tak perlu tahu itu..” ujar Lisa. ”Ah.., kau ini. Seperti dengan siapa saja. Ayo…, katakan kita mau kemana?” tanyaku. ”Ku mohon Amanda.., jangan desak aku terus. Nanti juga kamu tahu sendiri.” ujar Lisa memohon.
“Jangan-jangan kamu mau mengajakku ke kuburan..” kataku bercanda. ”Hussh jangan begitu.., Aku serius.” jawab Lisa. ”Serius?!” kataku. ’’Ha… ha… ha…!!!” tawaku memecah keheningan.
“Ih… Kok malah ketawa? Eh itu dia tempat tujuan kita! Kita sudah sampai” kata Lisa. ”Apa?? Kamu mengajakku ke rumah tua itu?” tanyaku. Begitulah. Ayo masuk.” kata Lisa santai. ”Lis.., kamu tidak gilakan?” tanyaku. ”Sudahlah…diam saja!” ujar Lisa.
Ketika masuk rumah, terdengar suara petir bergemuruh, disusul oleh suara hujan. Kini sudah pukul 19.00.wib. Tapi,kami tenang saja kalau memang harus menginap di rumah itu. Karena, selain kami libur, orangtua kami juga keluar kota, dan kami tak mau ikut. Asal kami berani saja…, kami dapat menginap. ’’Ada orang?” tanya Lisa. Tak ada jawaban…. Suara Lisa bergema ke seluruh penjuru ruangan, menandakan tidak ada orang dalam rumah tersebut. Tubuhku merapat pada Lisa. ”Aku takut..” bisikku pada Lisa. Kemudian tubuhku merapat pada dinding di dekatku, terasa dingin dan kaku. Tiba,tiba…,”BLAM……!!!
“Suara apa itu?” tanyaku pada Lisa. Tapi kemudian aku melihat pintu yang ada di dekatku roboh, seperti didorong paksa. Lisa sepertinya tahu bahwa ada orang yang sepertinya mendorong pintu itu dengan sengaja. Lisa segera memberi perintah padaku.
“Lari..!!” perintahnya. Kami berpacu dari kamar-kamar kecil sampai kamar-kamar besar. ”Naik!!” perintahnya ketika ia menemukan sebuah tangga. Dengan panik kami berdua segera lari menyusuri tangga. Tiba-tiba aku terjatuh, karena tersandung sesuatu. Aku terguling jatuh ke lantai.
Saat aku jatuh ke lantai,aku melihat sesuatu. Ya.., sesuatu! Dia makhluk bertubuh tinggi, dan berwarna hijau. Tangan kanannya berupa kait, tangan kirinya berkuku panjang dan kotor. Dan giginya runcing,
“AAAA…!!” pekikku. ”Lisa…, Lisa tolong aku lisa…!!! Lisa...!! Lisa..” teriakku lirih. Badanku lemas akibat jatuh tadi. karena itu aku tak dapat lari. Aku pasrah kalau Lisa meninggalkanku. Tapi ternyata, Lisa berbalik arah. Dengan segala keberaniannya, ia melemparkan kayu kearah makhluk menjijikkan itu. Selagi makhluk itu mengerang kesakitan, aku dan Lisa berlari keluar rumah itu. Kemudian, kami berdua bergandengan sambil berlari menembus derasnya hujan. (Oleh:Anindya Widya .D.)
Senin, Agustus 06, 2007
TIDURLAH ADIKKU
Duhai sangat lucu
Kubelai pipi merahmu
Duhai sangat lembut
Biarkan kukecup keningmu
Adikku sayangku
Belahan hatiku
Pejamkanlah matamu
Tidurlah adikku
Mimpi indahlah selalu
disepanjang malammu
PELANGI
Berwarna indah dan ceria
Bagaikan lukisan jenaka di balik awan
Itulah engkau
Pelangi yang berwarna-warni
Menari indah di awan kelam
Berbagai warna datang
Dan menghiasi awan putih
Semua warna menyambung jadi satu
Semua warna indah dalam harmoni
Menari jenaka di atas awan jelita