Wilujeng Sumping ... Namaku Anindya Widya Desbriviyanti. Aku lahir di Bogor, 26 Desember 1997. Sekarang usiaku 9 tahun dan sekarang aku duduk di kelas 5 SD. Catatan tambahan: tahun ajaran baru 08/09, aku sudah kelas 6!

Rabu, Agustus 08, 2007

Cerpen 2

Qelsa dan Rhea

Qelsa dan Rhea, adalah dua orang sahabat. Mereka sangat akur satu sama lain. Rumah mereka bersebelahan. Mereka juga satu sekolah, dan satu kelas. Di kelas, mereka juga duduk sebangku.

Pada suatu hari,ketika Qelsa sedang bermain di rumah Rhea,ia melihat seekor kucing manis berbulu putih. Ia segera memberi tahu Rhea tentang hal ini. Tentu saja Rhea senang. Karena Rhea memang sangat menyukai kucing. Atas rundingan mereka berdua, kucing itu-pun di beri nama Mins.

Menjelang Magribh, Qelsa akan pulang. Tapi ia ingin membawa Mins ikut ke rumahnya. Ia kemudian minta izin pada Rhea untuk membawa Mins ikut-bersamanya. Mendengar hal ini, Rhea menjadi marah.

“Tidak bisa! Mins akan tinggal bersamaku!” kata Rhea.

”Tapi aku yang menemukannya!!” bantah Qelsa tak mau kalah.

”Tapi kau menemukannya di rumahku!!” elak Rhea.

Namun tiba-tiba, kak Wulan, kakak Rhea, datang. Ia kemudian memperbolehkan Qelsa membawa Mins, karena ia alergi pada kucing (katanya..!!).

Keesokan harinya di sekolah, Rhea dan Qelsa, tak kelihatan bersama. Qelsa membaca buku sendirian di perpustakaan. Sedangkan Rhea melukis di ruang seni, sendirian. Ini di akibatkan oleh Mins.

Tiba-tiba, Qelsa mencium bau asap. Ia segera memberitahu Rhea. ”Bohong, kamu!! Mana ada asap di sekolah kit....,a.....aaaa!!!” kata Rhea menjerit. Api sepertinya sudah memakan sekolah mereka.

”Rhe, ayo kita naik ke lantai 2!” ajak Qelsa. Tapi,baru sebentar di lantai 2, api sudah merambat kesana. ”Aaa..apa yang harus kita lakukan sekarang, Qel? tanya Rhea. ”Ayo,naik ke lantai 3!!” kata Qelsa. Namun lagi-lagi, api menyusul mereka. ”Naik ke meja!’’ kata Rhea. Tapi saat mereka naik, kaki meja sudah akan habis dimakan si jago merah tersebut.

Tiba-tiba,saat mereka memanjat naik ke meja tua itu, tiba-tiba Qelsa terpeleset. Hampir ia terjatuh. Syukur, Rhea meraih tangannya sebelum ia jatuh. ”Apapun yang terjadi, apapun yang kukatakan selama ini padamu, tolong maafkan aku..” bisik Qelsa. ’’Sekarang, lepaskan tanganku, dan biarkan aku jatuh ke kobaran api!” lanjutnya. ”Tidak! Bagaimanapun juga, kita tetap bersahabat...” isak Rhea.

Saat api sudah dipadamkan, tidak ada murid yang tak terselamatkan kecuali 2 orang, Qelsa dan Rhea.... Mereka telah tewas, oleh si jago merah itu. Saat pemakaman mereka, orang-orang memakamkan mereka bersebelahan. Karena, mungkin orang-orang tahu.., bahwa persahabatan mereka sangat kuat dan tak terpisahkan. (Oleh:Anindya WD.)